Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan
pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan
kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa
ke tempat rujukan atau Rumah sakit. P3k yang dimaksud yaitu memberikan
perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan pertama yang lengkap
diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.
Ada pun prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban serta beberapa peralatan yang diperlukan terhadap korban namun tidak semua ada, akan tetapi kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut
diantaranya:
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3 sampai 5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
Setiap pemberian pemberian pertolongan pada kecelakaan secara terinci tentu berbeda, tergantung pada jeniskecelakaan yang terjadi, jenis dan bentuk cidera serta situasi dan kondisi korban. Namun pada dasarnya pertolongan pertama pada kecelakaan harus dilakukan secara sistematis berdasar kepada DR CAB ,yaitu :
1) Danger (Bahaya)
Pastikan Keadaan Aman untuk Menolong
Sebelum menolong korban, sebaiknya anda memastikan bahwa lokasi benar-benar aman bagi anda sebagi penolong, orang-orang di sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri. Periksalah segala sesuatu yang dapat yang mengancam keselamatan. Gunakan pelindung diri yang ada, seperti sarung tangan dan masker untuk mencegah faktor risiko infeksi menular. Jangan mengambil risiko untuk menjadi korban berikutnya.
2) Response (Respon)
Pastikan Kondisi Kesadaran Korban
Periksa kesadaran korban dengan cara memanggil namanya jika Anda kenal, atau bersuara yang agak keras di dekat telinga korban, jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban perlahan namun tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian telinga korban). Jika korban masih tidak ada respon, segara panggil bantuan medis, dan lakukan tahap selanjutnya, karena anda masih mempunyai waktu untuk menunggu bantuan medis datang.
3) Compression (Tekanan pada Dada)
Setelah memastikan korban tidak memberi respon dan sudah memanggil bantuan medis, lakukan kompresi dada yang biasa di kenal RJP (Resusitasi Jantung Paru-paru) atau disebut CPR (Cardio Pulmonary Resutation). Melakukan RJP yang benar adalah dengan meletakkan korban pada permukaan datar dan keras. Adapun langkah-langkah dalam melakukan RJP pada korban dewasa adalah :
– Berlutut di samping korban.
– Tentukan posisi kompresi dada, dengan menemukan titik tengah pertemuan tulang iga dada korban.
– Setelah menemukan titik kompresi, tempatkan tumit tangan anda pada titik tersebut, dengan satu tangan lagi diatasnya.
– Posisikan tangan anda tegak lurus dan jaga agar tetap tegak lurus pada saat melakukan kompresi, dan lalu tekan dada korban.
– Berikan 30 kali kompresi dada, lakukan dengan cepat dan pertahankan kecepatannya.
– Berikan kompresi dengan kedalaman 2 inchi (5 cm).
4) Airway (Jalan Nafas)
Setelah melakukan 30 kompresi, buka jalan nafas korban dengan metode Head-tilt chin-lift. Tujuannya adalah untuk membuka jalan nafas korban yang tersumbat oleh lidah yang tertarik ke tenggorokan sehingga menutupi jalan nafas. Cara melakukan metodeHead-tilt chin-lift yaitu:
– Letakkan telapak tangan Anda di dahi korban dan letakkan jari-jari tangan Anda yang lain dibawah dagu korban.
– Kemudian tekan dahi ke bawah sambil angkat dagu keatas sehingga kepala korban mendongak keatas dan mulut korban terbuka.
5) Breathing (Bernafas)
Setelah jalan nafas terbuka,ju lanjutkan dengan pemberian 2 kali nafas bantuan dari mulut ke mulut. Perhatikan membusungnya dada korban untuk memastikan Volume tidal. Volume tidal adalah jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas, dimana volume tidal normal sesorang adalah 350-400ml. Adapun cara memberikan nafas bantuan sebagai berikut :
– Tekan hidung korban untuk memastikan tidak ada udara yang bocor melalui hidung, ambil nafas dengan normal lalu tempelkan mulut serapat mungkin pada mulut korban dan tiupkan nafas Anda melalui mulut.
Lakukan dengan perbandingan 30:2 yaitu 30 kompresi dada dan 2 kali napas bantuan, sampai ada respon dari korban atau sampai bantuan medis tiba. Perlu diketahui, bahwa otak tidak boleh kekurangan oksigen lebih dari 4 menit terutama saat diketahui jantung seseorang berhenti. Itu artinya Anda hanya punya waktu kurang dari 4 menit untuk melakukan RJP atau CPR pada korban.
Resusitasi jantung paru – paru (Cardio Pulmonary Resuscitation/CPR)
Ini adalah langkah – langkah penyelamatan jiwa seseorang dimana denyut jantung telah berhenti. CPR adalah kombinasi dari masase jantung dari luar dan resusitasi mulut ke mulut. Untuk melakukan CPR dengan seharusnya Anda sudah mengikuti latihan sehingga berkurang kemungkinan Anda melakukan kesalahan yang malah bertambah cedera pada penderita.
1. Henti napas.
2. Henti jantung.
3. Pendarahan berat.
4. Syok ketidak sadaran.
5. Pendarahan ringan.
6. Patah tulang atau cidera lain.
1. Hindari memindahkan korban
Memindahkan korban adalah hal yang sangat berbahaya jika tidak menguasai dengan baik teknik cara memindahkan korban. Hal in dapat menebabkan hal yang serius bahkan menambah buruk kondisi korban, terutama pada kasus cidera tulang belakang.
2. Jangan pernah ragu
Lakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan penuh keyakinan dan tiada ragu secara cepat dan tepat, karena keraguan dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah mati.
3. Hubungi petugas yang berwenang
Menghubungi orang atau petugas yang menguasai dengan baik teknik pertolongan pertama sebaiknya dilakukan sebaik mungkin.
– Tak respon (beberapa menit)
– Denyut nadi Perasaan limbung
– Pandangan berkunang-kunang
– Telinga berdenging
– Nafas tidak teratur
– Muka pucat
– Lemas
– Keringat dingin lambat
– Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
– Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
– Beri udara segar
– Periksa kemungkinan cedera lain
– Selimuti korban
– Korban diistirahatkan beberapa saat
– Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
dehidrasi ringan:
– Penderita merasa haus
– Denyut nadi lebih dari 90x/menit
– Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
– Nadi lebih dari 90x/menit
– Nadi lemah
– Sangat haus
– Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
– Hipotensi
– Mata cekung
– Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
– Kejang-kejang
– Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
– mengganti elektrolit yang lemah
– Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
– Memberantas penyebabnya
– Rutinlah minum jangan tunggu haus.
– Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
– Terdengar suara nafas tambahan
– Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
– Irama nafas tidak teratur
– Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
– Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
– Tenangkan korban
– Bawa ketempat yang luas dan sejuk
– Posisikan ½ duduk
– Atur nafas
– Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
– Kepala terasa nyeri/berdenyut
– Kehilangan keseimbangan tubuh
– Lemas
– Istirahatkan korban
– Beri minuman hangat
– beri obat bila perlu
– Tangani sesuai penyebab
– Perut terasa nyeri/mual
– Berkeringat dingin
– Lemas
– Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
– Beri minuman hangat (teh/kopi)
– Jangan beri makan terlalu cepat
– Nyeri di dada
– Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
– Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
– Denyut nadi tak teraba/lemah
– Gangguan nafas
– Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
– Kepala terasa ringan
– Lemas
– Kulit berubah pucat/kebiruan
– Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.
– Tenangkan korban
– Istirahatkan
– Posisi ½ duduk
– Buka jalan pernafasan dan atur nafas
– Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
– Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
– Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
– Seolah-olah hilang kesadaran
– Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
– Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
– Tenangkan korban
– Pisahkan dari keramaian
– Letakkan di tempat yang tenang
– Awasi
– Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
– Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
– Kadang disertai pusing
– Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
– Tenangkan korban
– Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
– Diminta bernafas lewat mulut
– Bersihkan hidung luar dari darah
– Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
Adapun beberapa Alat Pelindung Diri (APD) dan Peralatan yang digunakan terhadap Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, yaitu sebagai berikut:
2. Kacamata Pelindung
3. Masker Penolong
4. Masker Resusitasi
1. Mencuci Tangan
2. Membersihkan Peralatan.
Adapun Peralatan Pertolongan Pertama lainnya adalah:
– Kasa Steril
– Bantalan Kasa
– Pembalut Gulung / Pipa
– Pembalut Segitiga / Mitela
– Pembalut Tubuler / Tabung
– Pembalut Rekat / Plester
– Alkohol 70%
– Povidone iodine 10%
– Boorwater
– Bidai
– Papan Spinal Panjang
– Papan Spinal Pendek
0 komentar:
Posting Komentar